Welcome to my blog, enjoy reading.

Minggu, 15 April 2012

SEORANG PENGEMUDI BERJUMPA MAKHLUK LUAR ANGKASA (Bagian 3)


Kata “luar angkasa” menarik perhatian saya, namun pada waktu itu tak terpikir oleh saya tentang planet lain.
                Saya mempersilahkan dia masuk ke dalam mobil karena hari ketika itu sudah mulai gelap, namun sabuknya mulai  memancarkan sinar terang sekali dan saya memperhatikan adanya suara yang mendesis ke luar dari sabuk itu. Ia mengenakan helmna, mengangkat tangannya sebagai tanda meminta diri dan lalu berjalan pergi kea rah bukit  meninggalkan saya sendirian. Kira-kira 200 meter jaraknya, saya masih dapat melihat sabuknya gemerlapan seperti kunang-kunang. Saya berdiri di samping mobil menyaksikannya hingga dia hilang dari pandangan.
                Saya memindahkan dongkrak dari bawah mobil. Dua orang polisi lalu lintas menghampiri saya dan menyuruh saya memindahkan mobil dari dari tepi jalan. Setelah itu, kemudian saya mencoba untuk tidur. Saya memejamkan mata, namun ingat an akan pertemuan dengan orang yang aneh tadi menyebabkan saya sukar tidur. Rasanya seperti bermimpi. Tetapi itu memang benar terjadi. Akhirnya saya terlelap.
                Adanya mobil yang lewat sekali-sekali membangunkan saya. Kemudian saya dibangunkan oleh adanya ketukan yang kuat pada kaca mobil. Saya melihat ada dua orang yang sedang berdiri di dekat mobil dan mengira mereka adalah pemilik mobil. Saya sangat tercengang ketika melihat bahwa ia adalah si penerbang tadi, namun kali ini ia disertai oleh orang yang lebih tinggi namun mengenakan pakaian seragam yang sama.
                Tanpa kesangsian sedikitpun, saya mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam mobil. Mereka menerima ajakan saya. Penerbang yang lebih kecil tubuhnya duduk di sebelah saya,sedangkan temannya yang lebih tinggi tubuhnya duduk di sebelahnya. Saya duduk dengan membelakangi pintu, agar dapat mengamati mereka ketika ada sorotan lampu dari mobil yang lewat. Cahay lampu mobil menerangi wajah mereka. Kemudian terpikir oleh saya untuk menyalakan lampu yang ada pada langit-langit mobil. Dengan segera saya nyalakan lampu itu dan saya dapat melihat bahwa orang yang lebih tinggi menjadi tertarik perhatiannya dan mengamati tingkah laku saya. Kulitnya pun sangat putih.
                Saya jadi gemetar lagi dan berusaha mencairkan suasana saat itu dengan bertanya, “Apakah anda orang Eropa?”
                “Tempat kami”, ia berkata, “jauh lebih banyak dihuni dari pada tempat ini. Di sana tak terdapat banyak ruangan kosong di antara tempat tinggal orang yang satu dengan orang yang lain. Padat sekali”.
                Kemudian ia berbicara dengan sangat bebas, namun orang yang lebih tinggi tubuhnya membatasi dirinya dalam berbicara. Ia hanya mengangguka kepalanya tanda sepakat mengenai apa yang dikatakan temannya. Penerbang yang lebih pendek itu mengatakan bahwa di negaranya, kota-kota penuh sesak. Tak ada daerah yang tidak dihuni, dan semua jalan sambung menyambung. Tak ada jalan yang terputus atau buntu. Orang tidaklah berjalan diatas jalan raya, karena semua jalan dibuat dari logam dan dari logam itulah kendaraan mereka mendapatkan sumber tenaga. Ada banyak sekali kendaraan, beraneka ragam.  Tetapi semua kendaraan itu tidak menggunakan bahan bakar.  Semua jalan tak pernah saling meyilang pada dataran yang sama.
                Saya kemudian bertanya tentang mekanan, tentang sayur-sayuran,  buah-buahan dan tanaman padi-padian apa yang mereka makan. Ia menjawab bahwa semua rumah mempunyai pekarangan kecil fi tengah-tengah rumah mereka, dimana disitu terdapat sebuah taman dan sebuah sumur. Mereka menanam sendiri semua bahan makanan yang mereka perlukan – semuanya ditanam di pekarangan dalam rumah masing-masing. Makanan yang mereka makan jumlahnya lebih banyak dari yang kita makan, ia juga menambahkan bahwa disana tidak ada pepohonan besar. Mereka tidak mempunyai gedung-gedung yang tinggi, dalam sebuahblok jalan terdapat gedung-gedung yang berdempetan.
                Saya juga bertanya, apakah di planetnya ada samudera atau laut. Ia menjawab, “Ya, ada.”, dan menerangkan bahwa semua tempat dihuni. Karena ingin tahu, saya bertanya lagi kepadanya tentang bagaimana dibangkitkannya sumber tenaga, jika bahan bakar tidak dipergunakan disana. Ia mengatakan kepada saya bahwa, energy diperoleh  dari pusat-pusat pembangkitan tenaga dengan menggunakan sinar matahari yang tak ada habis-habisnya.

(bersambung)

0 Pemikiran:

Posting Komentar