Kata “luar angkasa” menarik
perhatian saya, namun pada waktu itu tak terpikir oleh saya tentang planet
lain.
Saya
mempersilahkan dia masuk ke dalam mobil karena hari ketika itu sudah mulai
gelap, namun sabuknya mulai memancarkan
sinar terang sekali dan saya memperhatikan adanya suara yang mendesis ke luar
dari sabuk itu. Ia mengenakan helmna, mengangkat tangannya sebagai tanda
meminta diri dan lalu berjalan pergi kea rah bukit meninggalkan saya sendirian. Kira-kira 200
meter jaraknya, saya masih dapat melihat sabuknya gemerlapan seperti
kunang-kunang. Saya berdiri di samping mobil menyaksikannya hingga dia hilang
dari pandangan.
Saya
memindahkan dongkrak dari bawah mobil. Dua orang polisi lalu lintas menghampiri
saya dan menyuruh saya memindahkan mobil dari dari tepi jalan. Setelah itu,
kemudian saya mencoba untuk tidur. Saya memejamkan mata, namun ingat an akan
pertemuan dengan orang yang aneh tadi menyebabkan saya sukar tidur. Rasanya
seperti bermimpi. Tetapi itu memang benar terjadi. Akhirnya saya terlelap.
Adanya
mobil yang lewat sekali-sekali membangunkan saya. Kemudian saya dibangunkan
oleh adanya ketukan yang kuat pada kaca mobil. Saya melihat ada dua orang yang
sedang berdiri di dekat mobil dan mengira mereka adalah pemilik mobil. Saya
sangat tercengang ketika melihat bahwa ia adalah si penerbang tadi, namun kali
ini ia disertai oleh orang yang lebih tinggi namun mengenakan pakaian seragam
yang sama.
Tanpa
kesangsian sedikitpun, saya mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam mobil.
Mereka menerima ajakan saya. Penerbang yang lebih kecil tubuhnya duduk di
sebelah saya,sedangkan temannya yang lebih tinggi tubuhnya duduk di sebelahnya.
Saya duduk dengan membelakangi pintu, agar dapat mengamati mereka ketika ada
sorotan lampu dari mobil yang lewat. Cahay lampu mobil menerangi wajah mereka.
Kemudian terpikir oleh saya untuk menyalakan lampu yang ada pada langit-langit
mobil. Dengan segera saya nyalakan lampu itu dan saya dapat melihat bahwa orang
yang lebih tinggi menjadi tertarik perhatiannya dan mengamati tingkah laku
saya. Kulitnya pun sangat putih.
Saya
jadi gemetar lagi dan berusaha mencairkan suasana saat itu dengan bertanya,
“Apakah anda orang Eropa?”
“Tempat
kami”, ia berkata, “jauh lebih banyak dihuni dari pada tempat ini. Di sana tak
terdapat banyak ruangan kosong di antara tempat tinggal orang yang satu dengan
orang yang lain. Padat sekali”.
Kemudian
ia berbicara dengan sangat bebas, namun orang yang lebih tinggi tubuhnya
membatasi dirinya dalam berbicara. Ia hanya mengangguka kepalanya tanda sepakat
mengenai apa yang dikatakan temannya. Penerbang yang lebih pendek itu
mengatakan bahwa di negaranya, kota-kota penuh sesak. Tak ada daerah yang tidak
dihuni, dan semua jalan sambung menyambung. Tak ada jalan yang terputus atau
buntu. Orang tidaklah berjalan diatas jalan raya, karena semua jalan dibuat
dari logam dan dari logam itulah kendaraan mereka mendapatkan sumber tenaga.
Ada banyak sekali kendaraan, beraneka ragam.
Tetapi semua kendaraan itu tidak menggunakan bahan bakar. Semua jalan tak pernah saling meyilang pada
dataran yang sama.
Saya
kemudian bertanya tentang mekanan, tentang sayur-sayuran, buah-buahan dan tanaman padi-padian apa yang
mereka makan. Ia menjawab bahwa semua rumah mempunyai pekarangan kecil fi
tengah-tengah rumah mereka, dimana disitu terdapat sebuah taman dan sebuah
sumur. Mereka menanam sendiri semua bahan makanan yang mereka perlukan –
semuanya ditanam di pekarangan dalam rumah masing-masing. Makanan yang mereka
makan jumlahnya lebih banyak dari yang kita makan, ia juga menambahkan bahwa
disana tidak ada pepohonan besar. Mereka tidak mempunyai gedung-gedung yang
tinggi, dalam sebuahblok jalan terdapat gedung-gedung yang berdempetan.
Saya
juga bertanya, apakah di planetnya ada samudera atau laut. Ia menjawab, “Ya,
ada.”, dan menerangkan bahwa semua tempat dihuni. Karena ingin tahu, saya
bertanya lagi kepadanya tentang bagaimana dibangkitkannya sumber tenaga, jika
bahan bakar tidak dipergunakan disana. Ia mengatakan kepada saya bahwa, energy
diperoleh dari pusat-pusat pembangkitan
tenaga dengan menggunakan sinar matahari yang tak ada habis-habisnya.
(bersambung)
0 Pemikiran:
Posting Komentar