Pada tanggal 20 Agustus 1953
pukul 9 malam saya sedang menjalankan taxi di jalur yang biasa saya lalui di
Mexico City. Pekerjaan ini telah saya lakukan sejak tahun 1931. Saya membawa
dua orang penumpang dari Texas.
Mereka
sepasang suami istri. Sang suami berusia kira-kira 50 tahun. Rambutnya berwarna
kelabu dan bertubuh ramping dan tinggi. Istrinya agak lebih pendek tubuhnya
daribn suaminya dan berusia kira-kira 40 tahun. Saya menjemput mereka dari
Zolaco dan membawa mereka ke hotel Oxford. Dalam perjalanan ia meminta saya
mencarikanseorang sopiruntuk mengemudikan mobil mereka ke Laredo. Pada waktu
itu, mobil mereka sedang diperbaiki dan diperiksa di sebuah bengkel mobil,
karena mengalami kecelakaan.
Karena
saya tertarik pada pekerjaan demikian, saya kembali menjumpai mereka keesokan
harinya pada ukul 10 pagi. Kami mengambil mobil mereka yakni mobil Buiek buatan
tahun 1952. Kemudian sepanjang hari saya membawa mereka ke berbagai tempat yang
patut dikunjungi. Mereka membayar saya dan kemudian mempekerjakan saya untuk
mengmudikan mobil mereka ke Laredo. Yang dimulai sejak pukul 9 pagi keesokan
harinya.
Keesokan
harinya setelah mereka selesai berbelanja, kami berangkat ke Laredo dengan
kecepatan 60 – 70 mil/jam. Setelah lewat kota Valles, koplingnya mengalami
kerusakan. Sehingga mobil harus berhenti di tepi jalan. Ketika itu telah
memasuki sore hari. Orang-orang Amerika itu memutuskan untuk kembali ke kota
untuk mencari montir. Mereka saat itu menghentikan mobil yang sedang lewat dan memesan
kepada saya untuk menunggu mereka kembali dan menjaga mobil mereka. Saya
memutuskan untuk meninggikan mobil dengan sebuah dongkrak, sehingga saya
berniat mencoba kalau-kalau dapat memperbaikinya sebelum mereka tiba. Hari
telah mulai menjadi gelap. Hanya ada dua atau tiga mobil saja yang lewat. Saya
merasa sangat kesepiaan.
Tiba-tiba
saya mendengar ada orang yang menghampiri saya. Saya mendengar langkah-langkah
kaki dengan jelas. Wah… Siapa ini? Saya
menjadi khawatir. Apakah ia perampok? Saya mengintip dari bawah mobil. Dan apa
yang saya lihat?
Saya
melihat ada sepasang kaki di muka saya. Aki itu mengenakan celana dari bahan
yang serupa dengan Corduroy. Saya merasa takut sekali dank e luar dari bawah
mobil.
Seorang
pria yang berwajah sangat putih berdiri didepan muka saya. Ia mengenakan
pakaian dari bahan Corduroy yang agak aneh
bentuknya. Kemeja dan celananya dijahit jadi satu seperti pakaian yang
dikenakan seorang montir ketika sedang bekerja. Pakaian itu ketat jahitannya
pada bagian lutut, siku, pergelangan tangan dan lehernya, tetapi longgar di
bagian-bagian lainnya. Sehingga tampaknya elastic. Di sekeliling pinggangnya ia
mengenakan sabuk tebal kira-kira 7,5 cm dan berwarna kebiru-biruan. Yang aneh
pada sabuk itu berlubang-lubang dan lubang-lubangnya itu sebentar-sebentar
mengeluarkan cahaya seolah-olah ada listrik di dalamnya. Ia mengepit sebuah
helm, rupa helm itu seperti helm yang digunakan para pemain Rugby. Namun
bedanya, pada bagian telinga ada kawat-kawat halus. Ia memilii tubuh tegap
seperti atlet dan berwajah tampan, pandangan matanya sangat tajam. Ia tidak
berjanggut, rambutnya bagus, berombak,
berwarna kelabu dan terurai hingga ke bahunya. Tinggi badan kira-kira 4
kaki dan beratnya kira-kira 110 pon.
Saya
merasa sangat takut dan gemetaran Hingga dua kali ia bertanya kepada saya
dengan bahasa Spanyol yang baik tentang apa yang dialami oleh mobil saya. Saya
tak dapat menjawab pertanyaan itu, karena saya merasa gentar dan hanya melihat
saja kepadanya dengan pandanga menyelidik. Hati saya gedebak-gedebuk tak
karuan. Rasanya ingin saya lari tetapi kaki saya menjadi lemas.
“Tak
dapatkah anda berbicara?” orang asing itu kemudian bertanya karena saya membisu
saja.
“Ya,
ya, ya”, Saya akhirnya menjawab. Kemudian saya memberanikan diri dan bertanya
kepadanya.
“Apakah
anda seorang penerbang?”. Hanya itulah kata-kata yang terpikir dan terucapkan
oleh saya.
“Ya”,
ia menjawab. “Pesawat saya yang oleh anda sekalian biasa disebut pesawat
terbang ada disana –“ dan ia menunjukkan
kea rah sebuah bukit kecil di depan kami.
“Apakah
anda bukan dari Mexico?”. Kemudian saya
bertanya lagi. Rasa takut saya sudah agak mulai berkurang setelah tahu ternyata
ia seorang yang ramah menurut saya.
“Bukan…” ia
menjawab. “Saya datang dari tempat yang sangat jauh. Dari luar angkasa sana”, tambahnya.
(bersambung)
(bersambung)
0 Pemikiran:
Posting Komentar